LunarV2 Trip

Monday 16 December 2019

AirAsia Kunci Mahasiswa Gembel Bisa Berbackpacker Ria

AirAsia, sebuah maskapai penunjang mimpi saya! Wow! Tak terduga juga memang seorang solo backpacker kere macam saya bisa melanglang buana ke luar negeri. Apalagi kala itu masih menyandang status Mahasiswa. Yap, konyol memang. Setiap melakukan perjalanan saya tidak pernah membawa hal-hal mainstream seperti orang kebanyakan, contohnya kartu kredit, kartu debit, e-money, wifi pocket atau teman yang php. Wajar, namanya juga mahasiswa, dipotong administrasi tabungan di bank aja itungan. Tahun kemarin adalah tahun terbaik yang pernah ada dalam hal jalan-jalan. Waktu itu 2018 status masih menjadi mahasiswa tingkat 3 dimana di tahap tersebut adalah tahap keritis ekonomi mahasiswa manapun termasuk saya yang juga dilanda inflasi. 

Kala itu saya masih bingung mau liburan kemana akhir semester nanti, dan memang gak terlalu dipikirin juga sih. Tapi iseng-iseng saya ingat pernah ada pegawai AirAsia yang tanya-tanya via chat gara-gara saya pernah share artikel perjalanan ke Singapura, karena penasaran tentang AirAsia saya coba buka situs AirAsia dan coba Sign up jadi member, di awal sih masih biasa aja, tapi pas pilih tanggal dan cek penerbangan. Jrenggg, keluar harga 130rb untuk sekali jalan dari Jakarta ke Kuala Lumpur "Ah nge-bug kali ini situs, masa iya miring banget harganya" ucap saya sambil coba mencari tanggal pulang, lalu tanggal untuk pulangnya jrenggg, ada harga 200rb tapi di utak-atik lagi tanggalnya dan akhirnya jreeeennggg, 170rb jadi total bulak-balik 250rb, lalu disitu juga ada opsi Pilih Kursi (opsional), saat keberangkatan saya pilih opsi duduk dekat jendela supaya bisa merekam langit dan awan, sayang kan perjalanan panjang duduk di tengah nanti gak bisa lihat pemandangan lah. Hari itu seperti mimpi karena saya dapat tiket super murah CGK-KUL cuman 270rb-an dan gak tau bayarnya gimana soalnya gak punya ATM, oh mahasiswa kere! Tapi dilihat terus ternyata ada opsi pembayaran tunai via Alfamart, yang tadinya mau pinjam kartu kredit tetangga akhirnya gak jadi. Sekali lagi AirAsia menyelamatkan mimpi mahasiswa kere. Hari penantian yang dinanti sudah tiba, lama rasanya nunggu hari ini datang. Sudah gak tahan pengen liburan ke Malaysia, sampai datang ke Bandara Soetta pun 3 jam sebelum keberangkatan, semangat memang! Saat mau check-in saya masih bingung cetak tiket via kiosk jadi lewat counter, dan saya dikasih tau juga cara penggunaan mesin self check-in Kiosk AirAsia, menurut saya ramah sih petugasnya, saya banyak nanya juga tetep sabar. 

Setelah lewat imigrasi bandara Soetta, di gate yang lumayan jauh dari pintu imigrasi, sudah banyak pesawat AirAsia yang berjajar namun pesawat yang saya tumpangi masih belum datang, soalnya saya mengambil spare waktu 1 jam lebih cepat dari jadwal keberangkatan, maklum lah takut ketinggalan, sayang tiket murah kan. Pesawat akhirnya datang dan wah, bahagianya bukan main pedahal belum sampai di Malaysia. Semuanya mulai antri dan berjalan ke dalam Garbarata, "Selamat Datang" Pramugari berjajar menyapa saya yang masih gak percaya ini. Dari mulai masuk tatapan saya mengarah ke tempat duduk samping jendela, mudah memang mencarinya karena sebelumnya booking tempat duduk yang strategis. "Oh gini ya rasanya naik AirAsia, harganya murah pelayanan baik" dalam hati saya sambil senyum-senyum lihat pemandangan di luar jendela. Pintu pesawat ditutup dan Pramugari mulai melakukan simulasi keselamatan, pesawat mulai masuk ke landasan pacu dan saya menghitung mundur dalam hati "3... 2... 1..." suara mesin semakin kencang dan wusss pesawat mulai lepas landas, daratan mulai terlihat luas dan gedung bandara mulai mengecil tak lama langit bersih biru terlihat. 

www.lunarv2.com - Langit Biru dan AirAisa
Sekitar 2 jam saya berada di pesawat, nyaman sekali memang. Diluar pesawat langit begitu cerah dan tak lama peringatan sabuk pengaman menyala, pemberitahuan pesawat akan segera mendarat terdengar, Pramugari memberitahu untuk membuka jendela. Di luar jendela pesawat, bandara mulai terlihat dan landasan mulai mendekat, suara roda pesawat menyentuh aspal landasan terdengar dan musik di kabin pesawat mulai diputar, suasana semakin ceria ketika KLIA2 menyapa. Perlahan-lahan penumpang keluar begitu juga saya mengikuti di barisan, dan akhirnya kaki saya yang biasa dipakai melangkah ke kampus sudah sampai di Malaysia, mimpi apa aku maaaa! 

www.lunarv2.com - Nobar Final Piala Dunia di KLIA2
Urusan imigrasi beres dengan lancar dan ternyata di bandara KLIA2 ada nonton bareng Final Piala Dunia, rejeki nomplok lagi, kapan lagi bisa nonton Final Piala Dunia di negeri orang. Esoknya saya cari Bus ke Kuala Lumpur, untungnya jalanan gak macet jadinya bisa lancar menuju Kuala Lumpur. Berhenti di KL Central dan dilanjut ke Batu Caves, memang benar adanya bahwa patung Murgan itu ternyata lebih besar dari yang saya pikirkan. 42.7 M merupakan tinggi patung tersebut. 

www.lunarv2.com - Batu Caves
Selain Batu Caves, wisata yang patut dikunjungi adalah Masjid Putra yang terletak di Putra Jaya Malaysia. Putra Jaya merupakan kawasan pusat administrasi Malaysia yang dibangun khusus untuk menggantikan peran Kuala Lumpur untuk masalah administrasi. Masjid Putra berdampingan dengan danau besar yang berada di Putra Jaya. 

www.lunarv2.com - Masjid Putra
Sore adalah waktu terbaik mengunjungi Masjid Putra ini. Lalu tempat wisata lainnya yang wajib dikunjungi adalah Genting Highland, Kasturi Walk, Petronas, dan Bukit Bintang. Hal terbaik adalah berjalan-jalan dimalam hari menyusuri jalanan yang penuh dengan Wisatawan Asing dan menikmati Live Music jalnannya. 

www.lunarv2.com - Live Music Bukit Bintang
Sayangnya saya hanya 3 Hari 4 Malam saja di Malaysia sehingga masih ada tempat wisata yang belum dikunjungi, namun tidak apa-apa, lain kali saya akan datang lagi ke Malaysia dan menikmati perjalanan lagi. Yang penting sudah tau bahwa untuk jalan-jalan ke Malaysia lebih murah bisa menggunakan maskapai AirAsia. 

Esoknya saya pulang dan menunggu penerbangan di KLIA2, seperti biasa maskapai yang dipakai adalah AirAsia. Pesawat berangkat pukul 10 siang dan seperti biasa saya menunggu di gate keberangkatan sudah dari pagi hari karena takut ketinggalan pesawat, dan kabar baiknya pesawat datang secara on time. 2018 merupakan perjalanan solo backpacker yang paling berkesan dan yang pasti saya Bahagia Bersama AirAsia . Semoga di tahun 2020 nanti bisa mendapatkan pengalaman Bahagia Bersama AirAsia yang lebih lagi.



Friday 13 December 2019

Japanese Design Today 100: Gelaran Barang Sehari-hari yang Unik

Akhirnya gue beres juga wisuda cuk euy, dari sekian hambatan demi hambatan dilewati yang akhirnya mencapai titik final dari dari perjuangan "di kampus". Title gue sebagai mahasiswa gembel sudah hilang, hmm.. tapi title gue sebagai bacoter di blog masih berlanjut haha.. dan akan dimulai lagi!

Ada story nih yang pengen gua masukin di blog ini pas waktu kemaren liburan jalan-jalan ke Museum Nasional Indonesia, memang awalnya sih cuman iseng doang tapi eh.. diliat-liat banyak WNA Jepang masuk Museum, ya gue banget kan kalo soal Jejepangan gitu, akhirnya gue ikut masuk tuh ke museum. Ternyata di dalam museum ada pameran yang namanya Japanese Design Today 100 yang diselenggarakan Japan Foundation, dimana banyak barang unik dari Jepang yang sering digunakan sehari-hari ditampilkan disana, karena temanya Today 100 maka ditampilkan 100 barang, gak tau kalo temanya Today 746 mungkin bakal ada 746 barang yang ditampilin. Pameran ini merupakan pameran yang digelar hampir seluruh dunia dengan jadwal yang berbeda, sebelumnya pameran ini digelar di Faculty of Fine and Applied Arts Gallery, Khon Kaen University (Khon Kaen, Thailand) pada tanggal July 11 - 28, 2019. Dan di Indonesia pun digelar di dua tempat dengan tanggal yang berbeda, sebelum di Jakarta pameran ini digelar di Surabaya.

www.lunarv2.com - Design 99-100
Ada barang yang biasa dipakai sehari-hari seperti panci, teko, baju gelas dan lain-lain lah yang biasa dipake sehari-hari ada juga barang elektronik lalu mobil tapi dalam bentuk photo sih kalo mobil soalnya mungkin gak bakal cukup juga mobil-mobil masuk museum setelah itu ada benda-benda unik yang gak tau gue juga buat apaan. Meski benda yang ditampilkan adalah benda yang biasa digunakan sehari-hari, bukan berarti biasa aja. Karena yang ditampilkan itu barang unik dan nyeleneh kayak hidup gua gitu lah.

www.lunarv2.com - Cupmen
Contohnya produk Cupmen ini, diatasnya terdapat mainan manusia yang doyan rebahan, mungkin fungsinya adalah pembuka cup ramen kali ya? Tapi kalo dipikir-pikir buat apa coba naruh manusia doyan rebahan diatas Cup Ramen, yang tidak lain fungsinya untuk hal nyeleneh yang unik. Dan selain itu terdapat juga produk rumah tangga biasa tetapi lebih unik.

www.lunarv2.com - Wazutsu
www.lunarv2.com - Titanium Cup
Selain dari benda-benda tersebut, ada juga penampilan dari musik tradisional Jepang, beruntungnya gue bisa lihat penampilan itu, mengingat hari itu adalah hari terakhir penampilan grup musik tradisional tersebut. Beruntung juga lah, belum ke Jepang udah bisa liat live music nya. Awalnya yang liat gue doang di depan panggung, tapi lama kelamaan banyak pengunjung lain yang ikut serta berdiri samping gue dan akhirnya penuh lah penonton musik tersebut. Acara diakhiri dengan sesi photo personil, dan gue diajak juga untuk gabung photo bareng, tapi bangke nya gue lupa gak pake hp gue jadi ya udah, wasalaaammm..

www.lunarv2.com - Musik Tradisional Jepang
www.lunarv2.com - Japanese Design Today
Setidaknya ini semua membuat gue bisa lebih dekat melihat kebudayaan Jepang.

Friday 27 September 2019

MRT Jakarta: Alternatif Manasik Aturan Main MRT Sebelum ke Luar Negeri

Segala juga perlu latihan dulu dah ya, sombong juga perlu latihan biar gak bego, masa iya mau sombong malah kena denda kan gak lucu. Kalo belum gablek duit bisa manasik dulu lah di Jakarta. Coba fasilitas Luar Negeri yang baru ada di Jakarta, meski sebenernya udah lumayan lama ada tapi gue baru bisa nge review sekarang. Kudet ya emang? Kagak juga!

Gue orang kampung yang baru sekarang ini nyampe Jakarta buat nyobain MRT, pedahal udah lama MRT resmi berjalan *kamana wae ari sia*. Tapi gapapa lah, sebelum ada di Indonesia juga gue udah pernah nyobain whek... wkwk... Jujur, gue udah lama banget pengen nyobain MRT di Jakarta, bukan gue udik belum pernah naik MRT tapi pengen ngebandingin MRT yang udah lama berjalan di Jakarta ini sama MRT lainnya di negara tetangga. Ekheemmm... bagus gak ya yang ini? apa cuman casing nya doang MRT pedahal KRL? Coba.. coba.. coba..! kita Review!


Untuk saat ini rute yang MRT yang sudah aktif melintasi beberapa Stasiun: Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, Senayan, Istora, Benhil, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran H.I. 

Peta Rute MRT - jakartamrt.co.id/peta-jalur-mrt
Untuk bagian Stasiun Sarinah-Kota adalah jalur yang sedang dalam tahap pembangunan, jadi MRT hanya beroperasi dari Lebak Bulus (Depot) - Bundaran H.I.

Stasiun Fatmawati - www.lunarv2.com
Pertama datang gue coba naik dari Stasiun Fatmawati, hal yang pertama terlintas adalah

"Apa bener ini Stasiunnya?"

Ya karena rata-rata MRT itu berada di bawah tanah, meski memang sebagian juga ada yang di jalur layang. Contohnya di Singapura, jika naik dari Bandara Changi maka MRT akan melintasi kota dengan jalur layang dan sisanya ya masuk ke bawah tanah. Perlu sekitar 3 kali naik tangga jika mulai dari Stasiun Fatmawati. Menurut gue stasiunnya itu bersih, tapi sepi. Ada juga toko-toko makanan di dalam stasiun (kalo di Fatmawati). Untuk kartu ternyata berbeda dengan kartu THB atau Multitrip KRL, jadi gak bisa ya tiket KRL dipake buat tap-tapan MRT tapi untuk E-Money masih menerima, seperti mau naik KRL jadi gak usah beli lagi tiket dan langsung tap aja.

Pilihan Kartu Pembayaran - www.lunarv2.com
Alternatif lain pake orang sebelah kanan. Maksud gue "Pake duit lu dulu, ntar gue ganti", ah pikiran kalian tuh yaa...

"Bang, tapi kan gue gak punya E-Money"

Kalo gak punya beli aja kartu Single Trip nya, jadi di tiap stasiun MRT ada mesin untuk membeli kartu. Harga kartunya itu 10.000 belum termasuk saldo. Pas kemarin gue naik dari Fatmawati ke Bundaran H.I. itu kena harga 28.000, jadi 10.000 kartunya dan saldonya 18.000. Usahain bawa uang kertas yang masih keras, jangan yang kucel!  Untuk petunjuk penggunaan mesin kartu MRT menurut gue sih udah jelas banget, jadi jangan takut gak bisa pakenya. Tapi gue lebih recommend pake E-Money aja, soalnya lebih hemat daripada beli kartu Single Trip.

Kartu Single Trip - www.lunarv2.com
Udah beres beli kartu terus tap di pintu masuk berarti tinggal nunggu MRT. Ekspektasi gue sih biasa aja sama peron MRT nya, tapi pas nyampe lantai paling atas. Wah! mantap boss! emang bener ada pagar pembatas kaca sama pintu otomatis, jadi lebih safety gitu lah, dan paling penting tertata rapih. Ini lebih mirip stasiun LRT, soalnya ada di atas gedung gitu kan dan setau gue LRT di Malaysia juga kebanyakan diatas gedung gitu dan gak pernah nemu yang pake pagar kaca sama pintu otomatis model MRT di Indonesia. Ya meski beda type tapi kan keamanan harus sama, yakan? Soal keamanan peron sih best lah dari gue. Waktu tunggu keretanya lumayan lama menurut gue sih, tapi Worth lah gak lama-lama amat sama gak ngaret dari jadwal.

Stasiun Fatmawati - www.lunarv2.com
Kereta datang dan seperti prosedur pada umumnya, penumpang keluar harus didahulukan dan penumpang yang akan masuk jangan melebihi garis tunggu yang ditentukan, lu liat kan garis kuning disamping pintu kaca yang banyak iklannya *cie iklan* ? Nah itu garis tunggu yang gue maksud. Intinya lu berdiri di belakang garis tunggu dan biarin penumpang keluar dulu. Masuk ke MRT, wangi-wangian pengharum ruangan yang gak asing tercium. Gerbongnya udah wangi lah dan bersih menurut gue, gak tau kalo banyak orang desek-desekan kayak asin. Karena masih baru kali ya, jadi di pegangan tangan yang menggantungnya itu gak ada daki-dakian sama kotoran item, ya mudah mudahan gitu terus kebersihannya sama maintenance nya dijaga soalnya yang susah itu perawatan daripada pembelian sih menurut gue.

Rangkaian MRT - www.lunarv2.com
Suasana MRT - www.lunarv2.com
Fasilitas kursinya menggunakan fiber dan sama seperti KRL, disediakan juga tempat duduk kusus. kaca MRT besar dan tidak silau ketika sinar matahari masuk. Dan pemandangan dari jalur layang kebanyakan adalah gedung, bagus lah menurut gue daripada pemandangan kumuh kayak Kereta Bandara. Untuk kecepatan kereta menurut gue sih gak sekencang seperti di tetangga sebelah ya, tapi gak terlalu pelan juga. Kereta akan mulai masuk ketika sudah melewati Stasiun Sisingamangaraja dan akan masuk Stasiun Senayan, jalur yang perlahan menurun dan lama-kelamaan masuk ke bawah tanah. Biasanya kalau terowongan bawah tanah ada lampu panjang di dinding-dinding samping terowongan namun di MRT ini tidak terlihat lampu panjang tersebut, jadi ya udah gelap aja pemandangannya.

Kursi Prioritas - www.lunarv2.com
Stasiun bawah tanahnya sudah mirip lah seperti negara tetangga, contohnya ada dinding kaca, pintu otomatis, kamera keamanan, tempat duduk, ruang kesehatan dan petunjuk arah yang terletak dimana-mana. Tapi entah perasaan gue atau emang aslinya gitu, jarak antara peron sama pintu keluar bawah tanah terkesan dangkal banget. Cuman dua kali naik tangga udah nyampe peron bawah tanah, itu juga tangganya gak panjang-panjang amat. Biasanya yang pernah gue datangi itu tangganya panjang banget sama dalem banget lah ke bawah tanah. Tapi gak masalah sih, udah hasil ngitung paling. Uniknya eskalator dari tiap stasiun itu gak kenceng jalannya kayak di negara tetangga, pokoknya kalo lu naik eskalator bawah tanah di negara tetangga kencengnya minta ampun! 

Pintu Masuk ke MRT - www.lunarv2.com
Peron Stasiun Bawah Tanah - www.lunarv2.com
Lorong Stasiun Bawah Tanah - www.lunarv2.com
Dan disini aturan naik eskalatornya masih sama seperti di negara tetangga, awalnya gue kira gak ada aturan naik eskalator seperti negara tetangga, tetapi disini ada juga malah sebelum naik eskalator ada gambar petunjuk yang dengan jelas memberi tau bahwa sisi kanan untuk yang jalan dan sisi kiri untuk yang diam, jadi lu jangan diem di sisi kanan kalo gak buru-buru, ngalangin orang jalan nantinya! Ribet amat ya? Iya, disiplin itu emang ribet awalnya, makanya biasain. Untuk stasiun juga ada fasilitas lift untuk yang disabilitas. 

Aturan Naik Eskalator - www.lunarv2.com
Gue gak kepikiran tentang peraturan yang gila seperti di Singapura, dikira gue cuman aturan biasa aja lah ya, orang Indonesia gitu. Tapi gue kaget pas nyampe stasiun bawah tanah ada aturan yang sama edannya seperti di Singapura, gue geleng-geleng kepala! Salut gue sama aturan MRT, dendanya gak tanggung-tanggung bos!

Larangan Stasiun - www.lunarv2.com
Larangan Stasiun - www.lunarv2.com
Denda Melanggar di Area Stasiun - www.lunarv2.com
Denda Meroko di Area Stasiun - www.lunarv2.com
Bangkar dah langsung backpacker kayak gue kalo di denda, susah juga ya jadi backpacker? Siapa yang bilang gampang! Ya, itu peraturan terlepas dari cuman Ghost doang atau emang bener, gue juga kagak tau, tapi ada yang mau coba membuktikan gak?

Jadi menurut gue kekurangan yang ada dari MRT Jakarta ini yaitu, keretanya yang kurang cepet lajunya, jalurnya masih kurang panjang dan banyak untuk sekelas jakarta yang luas dan gue belum menemukan banyak toko-toko di dalam stasiun yang biasanya ada kayak alfamerit, indomerit, JeKo  *tunjukan kearifan lokal kalian!* . Buat yang pengen ngerasain gimana sih Malaysia atau Singapura, fix kalo belum punya duit buat bayar gue sebagai TL, mending manasik dulu sana di MRT Jakarta. wkwkwk.... kalo udah punya bisa pake jasa LunarTrip, eheuuu....

Tuesday 10 September 2019

Wisata Alam Tahura Djuanda: Tempat Kopdarnya Penjajah di Bandung

Beberapa orang berkata, bahwa impian itu perlu dikejar. Beberapa orang berkata, mimpi itu perlu dipertahankan dan Beberapa orang berkata bahwa mimpi itu harus ditukar dengan pengorbanan. Mereka semua gak salah dalam melontarkan kata-kata. Karena perkara mimpi itu seperti kepercayaan, yang dimana setiap orang berbeda pandangan dari cara mempercayai hal tersebut. Gue pun disini punya mimpi untuk berangkat ke Jepang, tapiii berhubung gue belum gableg duit jadi ya masih berangan-angan aja. 

"Kenapa gak pake cara super gembel yang biasanya lo pake?"

Masalahnya, mau pake cara super gembel manapun, syarat itu belum bisa terpenuhi saking emang mahalnya berangkat kesana. Tapi berharap pun gue sambil berusaha, kayak Indonesia aja pas pingin merdeka. Sebelumnya leluhur kita bermimpi tentang cara terlepas dari kepedihan sebagai kaum yang terjajah, dari mimpi itu mereka berusaha mewujudkannya karena mungkin sebagian dari bangsa Indonesia penasaran tentang arti kata kebebasan dari sebuah kemerdekaan. Dari sana, mimpi mereka tercapai berkat usaha dan mimpi. 

"Skipppp!!!! Skippp!!! Skippp!!! Ngapain gue bahas sejarah, sejarah juga belum pernah bahas gue"

Nah berhubung gue belum bisa berangkat ke Jepang, maka gue melakukan dan mengunjungi sesuatu yang ada kaitannya dengan Jepang. Mulai dari jelajah Indonesia cari turis Jepang, nonton anime Hamtaro, belajar bahasa Arab dan gue baru tau bahwa di Bandung ada Goa Jepang, "Goa Jepang" bukan "Gue Jepang". Tapi sama aja ya? bego anjir.

Iya, selain banyak wisata buatannya, di Bandung juga memiliki wisata kuliner bersejarah. Terletak di Taman Hutan Raya Djuanda, Bandung. Lebih tepatnya di wilayah Dago sebelum Tebing Kraton, kalo bingung cari aja lah di Google, yakan?  Tahura adalah sebuah hutan yang berisi peninggalan sejarah dari zaman kolonial dan ada juga museum yang berisikan diorama hewan-hewan yang ada di wilayah hutan tersebut. Tapi, Tahura Djuanda lebih terkenal karena terdapat Goa Belanda sama Goa Jepangnya.


Wisata Goa itu adalah wisata peninggalan penjajah yang didirikan di antara bukit dan lembah, yaitu sebuah Goa buatan yang dalam dan kokoh. Goa buatan yang mungkin terinspirasi dari lagu ninja hatori mendaki gunung lewati lembah itu, banyak berjejer di samping bukit yang curam, disana terdapat Goa Belanda dan Jepang yang saling berdekatan dan bertetangga, tapi sampe sekarang gue juga bingung, kenapa para penjajah membuat Goa yang berdekatan, apa mungkin biar gampang buat kopdar?

"Kopdar yoooo... kopdarrrr!!!"

Ngomong-ngomong kopdar, banyak warung dan cafe yang tersebar di wilayah Tahura Djuanda. Mulai dari warung makan, warung nongki, warung oleh-oleh, kecuali warung remang-remang kagak ada! tapi gak tau juga kalo pas zaman penjajahan. Di Tahura ini juga tidak hanya wisata tentang Goa saja tapi juga ada beberapa objek wisata yang menarik seperti gue Penangkaran Rusa, air terjun atau Curug dan beberapa hal menarik lainnya.

Objek Wisata Tahura - www.lunarv2.com
Macan - www.lunarv2.com
Kandang Kelinci - www.lunarv2.com
Selain wisata yang membuat anak-anak bosan, ada juga objek wisata yang membuat anak-anak betah di Tahura, yaitu adanya kandang Kelinci dan Ayam. Menurut gue, kelinci disana gede-gede dan bermacam-macam jenisnya. Ada kelinci yang berbulu lebat sekali, dan mungkin disana ada sekitar 60an kelinci dewasa

Petunjuk Jalan Tahura - www.lunarv2.com
Jika masuk dari Gate 1 maka paling terjauh objek wisatanya berjarak 4.8 Km yaitu Curug Omas Maribaya, jadi jika ingin berkunjung ke Tahura ini lebih baik datang pagi-pagi kecuali mau uji nyali kayak KKN Desa Penari. Sayangnya gue hanya bisa sampe ke Penangkaran Rusa aja karena waktu yang tidak memungkinkan, soalnya daerah disana masih bener-bener hutan, ya seperti judulnya aja Taman Hutan Raya jadi jangan berharap lebih seperti ada Indomerit di tengah Tahura.

Hutan dan Bukit - www.lunarv2.com
Suasana yang benar-benar hutan, paling sore wisata ini sepi sekitar jam 5, jadi kalau lebih dari jam 5 sore gue kurang tau ya situasinnya. Ha! Nah tadi kan gue ngomongin tentang peninggalan penjajah ya? sekarang gue kasih liat tempatnya, gimana sih ngerinya Goa penjajah itu.

Jajaran Goa Jepang - www.lunarv2.com
Tampak berjajar seperti mau kopdar, tetanggan gitu enak liatnya ya cuy? Tapi kayaknya kalo zaman dulu boro-boro enak yang pasti banyak pribumi yang disiksa disana. Jujur aja, gue gak masuk ke Goa Jepang, soalnya sempit! kayak harus nunduk-nunduk udah gitu gelap lagi, *namanya juga Goa bego* Gimana kalo tampak depannya? Nih gue liatin betapa sempitnya Goa Jepang.

Lubang Goa Jepang - www.lunarv2.com
Gue tinggi 171 Kbps dan ini atap Goa udah sampe sejajar sama jidat gue. betapa sempitnya Goa Jepang. Gue juga gak tau kenapa Jepang suka yang sempit-sempit, mungkin biar lebih maksnyos kali. Tapi sumpah, kalo lu berdiri depan lubang masuk Goa Jepang udah pasti bakal kerasa dinginya hawa Goa dari dalam, Creepy juga kan euy! Beda lagi sama Goa Belanda yang lebih besar lubangnya, mungkin disesuaikan sama lubang-lubang orang Belanda yang besar dan lebar, Lubang Hidung maksud gue.

Nah selain ada Goa yang Creepy ada juga Cafe sebelum ke Goa Belanda, konsepnya sih penuh dengan tema Belanda dan bendera Belanda. Tapi tempatnya itu disamping tebing, kalau siang pemandangannya bagus sih menurut gue, soalnya dibawah tebing tersebut ada sungai yang nyambung ke Curug Koleang dan Omas Maribaya.

Holland Spot - www.lunarv2.com 
Cafe Holland - www.lunarv2.com
Setelah itu ada Goa Belanda dan yang seperti gue jelasin tadi, lubangnya gede kayak garasi pabrik tapi tetep aja Creepy. Didepan Goa Belanda ada tukang senter yang mengambil keuntungan dari kegelapan Goa dengan harga sewa senter 5.000/ekor. Tapi Goa Belanda tersebut adalah jalan tercepat ke destinasi selanjutnya, ya kecuali lu mau jalan ngeliling bukit, susah ya kalo jadi orang penakut mah euy.

Jembatan Gantung - www.lunarv2.com
Nah sebelum ke Penangkaran Rusa kalian bakal lewat dulu jembatan Sirotol Mustaqim Gantung dulu, yang sebelum jembatan ini adalah Curug Kolang kalo gak salah mah, nah setelah jembatan itu kalian bakal jalan menyusuri Paving Block sekitar 200 Meter yang akhirnya terhubung ke Penangkaran Rusa. Penangkaran ini beneran keren sih menurut gue mah, soalnya kawasan liar Rusanya luas dibanding di Kebun Binatang yang gue temui.

Penangkaran Rusa - www.lunarv2.com
Ini ke sebelah kiri masih luas cuy, cuman kamera gue nya aja yang terbatas, di ujung sana ada tempat untuk turis memberi makan Rusa-Rusa di Tahura tersebut. Gue datang pas hari kerja dan sore hari waktu sampai Penangkaran Rusa jadi ya sepi kayak gini.

Tempat Menyuapi Rusa - www.lunarv2.com
Nah bisa ngasih makan kayak gini, si Bule juga gue jadiin model buat di Blog gue, biar lebih estetik. Gimana estetik gak sekarang blog gue? Ini model gratis! Jadi wisatawan akan diberi rumput yang gak tau bayar atau gratis, tapi menurut gue sih bayar ya. Kalu mau gratis bisa ngarit sendiri! Nah udah dari tempat Penangkaran gue langsung cabut ke Curug Omas Maribaya yang jalannya itu melewati pintu air. Makin sana jalannya makin gak jelas, kayaknya jarang pengunjung ke Curug Omas Maribaya, gue juga udah berusaha kesana tapi keburu sore dan gue gak mau ngambil resiko, yang akhirnya balik lagi walaupun suara curug udah terdengar sih.

Pintu Air Tahura - www.lunarv2.com
Nah ini gue photo dari atas penyebrangan pintu air, mungkin lagi kemarau ya jadinya kayak gitu, kering.


Saturday 20 July 2019

Mendaki Gunung Cikuray - Teror Babi dan Sunrise Lautan Awan (Bagian 2)

Setelah istirahat lumayan lama akhirnya ada kembali kekuatan untuk menuju pos 6, saat pendakian ada seorang cewek yang hipotermia karena dia gak sanggup nahan dinginnya suhu di puncak dibanding gebetannya, angan-angan buruk gue kembali melintas

"Gimana kalo gebetan gue lebih dingin dari suhu di atas?"
"Gimana kalo gue tumbang kayak cewek tadi gara-gara hipotermia?, Astagfirullah jangan lah!"

dipuncak ujung tanjakan terlihat samar-samar si leader sedang asik duduk memakan somay dari pedagang asongan

"Lah, ada tukang dagang!" Gue kaget dong, liat tukang dagang di gunung.
"Saromay dulu daks!" Si leader dengan santainya mengacungkan somay
"Sok pesen lah, capek aing!" Gue capek

Di pos 6 hawa dingin sudah membuat jari-jari yang dilapis sarung tangan tanpa ujung jari jadi dingin, tiap jari seperti es mambo yang baru keluar dari kulkas, dingin! Plastik somay gunung seolah memberi harapan untuk jari agar tak membeku. Tiap gigitan somay terasa nikmat, baru tau gue rasanya somay gunung senikmat ini, mengingat dari tadi 6 jam nanjak hanya makan 2 roti coklat doang, gila gue juga bukan orang! Tambah lagi somay nya lah, mumpung ada! Disaat itu ada pendaki dari Jakarta datang sambil menyapa, dia beristirahat tapi dengan muka yang tidak kelelahan, terlihat dari mukanya dia sudah Pro.

"Bang dari mana?" Tanya pendaki Jakarta sambil membungkuk mau duduk
"Ciamis bang, abang dari mana?" Tanya gue sambil makan somay
"Dari Jakarta. Bang ini ternyata trek ter gila yang pernah gue lewatin bang!" Muka nya gak berbohong tentang perkataannya
"Emang abang sering naik gunung?" Gue memperjelas tentang dia
"Sering, dan ini paling menyiksa" jawabnya

Buat dia yang sering naik, ini adalah trek paling menyiksa. Lah gue yang baru kali ini naik mau bilang apa lagi! 2 kawan newbie terdiam mendengar kata-kata dia, seakan ingin teriak dan berlari ke rumahnya masing-masing, tapi sudah terlambat. Karena punya tujuan untuk nge camp di pos 8 maka pendakian dilanjut, gue sebenernya udah gak tahan, tapi gimana lagi? Tenda dan sebagian alat ada di leader, bangsat emang! Dia udah berjalan mengejar sunset di puncak, seakan dibawa angin lalu menghilang, meninggalkan 3 anggota yang sama sekali gak mengenal gunung dan kata-kata bajingan MDPL, ditinggal di tanjakan. Sisa dari tanjakan seperti menanjaki bukit yang memang terbilang jauh, bukan terbilang lagi, tapi jauh! Ah, gue jalan perlahan dan teriak

"Lu duluan aja dah, capek gue, gue ganti leader aja lah! Ngikut kelompok lain, lu di atas buat tenda, terserah lu mau ngapain di atas!" Gue ngasih kebebasan aja lah buat leader somplak itu, keburu mumet pala gue mikirinnya.


Karena gue yakin, tubuh gue kalo di paksakan gak bakal sanggup ngimbangi si leader. Alhasil gue dan 2 kawan ngikut sama kelompok orang. Di puncak pos 7 bayangan kita terkulai, istirahat dan terlentang diatas carrier masing-masing.

"Bulan.. keren bulan keliatannya" kata si sapri
"Kayak deket sama bulan" jawab heri
"Hari ini kayaknya gak bakal hujan" gue liat langit bersih
"Sekarang udah mulai dingin" si sapri ngasih tau
"Iatirahat bentar lagi euy, masih capek" gue sambil narik nafas buat bangkit

Leader kelompok lain lebih ngerti anggota tiri nya dibanding leader kandung sialan bangke yang mungkin udah koprol sama monyet hutan di puncak.

"Yo lanjut nanjak!" Kata leader baru

Penanjakan dilanjut ke pos 7, Ada hal yang gue heran dari penanjakan tersebut, terdapat seekor lebah yang terus mengikuti kelompok kami dari awal pos 2 sampe pos 7. Diantara pohon dan langit yang mulai gelap gulita karena sudah menunjukan pukul setengah 7 malam, titik cahaya semakin dekat dan disitulah ramai suara mulai terdengar. Tenda warna-warni terang mulai terlihat dan teriakan pedagang mulai terdengar, pedagang panggul.

"Dah kita iatirahat disini lah, capek aing!" kata gue
"Semua perlengkapan tenda di si leader" timpal si sapri
"Ah sial" gue hampir kesedak air

*Grusuuuukkkkk, nguuuuukkkkk...., Ngggguuuukkkk...

Ada bayangan hitam melesat diantara keramaian, tenda dan tukang dagang.

"Sorot coba... Sorotttt!!!!" kata pendaki lain
"babiiiiiiii.. babiiiiiii...." teriak yang lainnya dengan membawa pole
"Jangan disorot woyyyy....." kata pedagang asongan sambil melambaikan tangannya
"Itu tenda jagaaaaaa!!!!!!" tunjuk pendaki yang lagi beli gorengan
"Frame gue anjingggg...." yang lainya berlari
"Bangsat bawa tuh carrierrr loooooo" saling teriak di pos 7
"Bawain lah anying!!!" teriak yang lain

Suasana pos 7 ricuh karena disambut tamu tak diundang yang mengincar makanan dan tenda pendaki. babi tersebut berlari-lari seakan pendaki mengajaknya bermain tangkap lari, dia kegirangan. babi emang!

Pusing Ngurus Babi - www.lunarv2.com
Gue yang datang dengan posisi capek seakan pasrah melihat babi yang tak jelas tersebut. Sekilas ingatan gue menuju waktu dimana kenalan gue menceritakan siung babi hidup lebih tajam dari silet, bapaknya tertusuk siung babi dan seketika terluka. Ingatan gue kembali dengan pasrah ke pos 7 dimana semua orang berusaha mengusir babi yang menutupi jalan ke pos 8. Kita terhenti, pedahal jarak dari pos 7 ke 8 hanya 5 menit.

"Tunggu babi nya pergi dulu baru naik" kata gue waswas
"Iya, sok minum dulu aja lah, jaga barang bawaan" si sapri sambil benerin tasnya

Jujur, gue takut tapi penasaran sama muka si babi yang tertutup kegelapan hutan. Akhirnya si babi pergi ke belantara hutan dan perjalanan dilanjutkan. Di pos 8 bawah, orang ramai-ramai menggelar tenda, tapi leader gue belum keliatan.

"Pri coba lu cari ke puncak, tadi katanya dia mau ngecamp di puncak, kita nunggu disini" kata si Heri sambil duduk di sekitar jalan ke camp pos 8 bawah.
"Yaudah tunggu" dia pergi sambil membawa headlamp

Waktu menunjukan pukul 7 malam, hawa semakin dingin sedangkan tenda belum digelar, si Sapri masih mencari si leader yang disuruh menggelar tenda duluan.

"Tooooo.... Kagak ada euy" teriak sapri ke si heri yang ada bersama gue di bawah
"Hah.. maenya?" Jawab heri
"Woy, aing disini!" Si leader tepat di samping si sapri
"Lah.. lu diteriakin dari tadi gak nyaut, gue tadi teriak-teriak lewat sini!" Teriak si sapri sambil bawa-bawa headlamp
"Gak keliatan lu lewat sini" jawab si leader
"Tadi gue teriak-teriak keras lewat sini" sapri gak mau kalah
"Dah.. dah.., eh.. mending gelar tendanya di bawah dikit, biar ngumpul sama tenda lain. Tadi ada babi, gak aman!" Gue datang karena takut babi
"Udah lah disini aja" jawab leader
"Dah mending dibawah, gabung noh biar aman" gue sambil nunjuk kumpulan tenda di bawah

Gak lama dari percakapan tersebut munculah seekor babi, merasa dipanggil namanya. Baru pertama kali gue melihat babi begitu dekat, sebelum ini terakhir gue lihat babi di warung makan kecil di Bali. Bertuliskan babi guling dengan daging babi berjejer di etalase makanan yang disampingnya terdapat icon babi lucu, lalu selain itu pernah lihat babi di Angry Birds, udah cuman itu. Kini tepat 6 meter didepan gue berdiri babi besar hitam dengan bulu yang terlihat kasar oleh debu tanah gunung yang gersang. Sialnya gue di posisi yang gak menguntungkan, cuman ada jalan buntu di belakang gue. Salah langkah gue bisa diseruduk. 

"Lariiiiii...." Gue menuju babi dan langsung berbelok ke arah pos 8 bawah.
*Grusuuuuukkkkkkk*
Gue jatoh, semua orang di pos 8 bawah menyoroti gue yang jatoh dan tertutup debu tanah kering. 
"Ada apa kang?!" Penghuni camp bawah nyorotin lampu ke muka gue
"Ada babi gede!" Gue kaget disorot lampu

Semua orang langsung siaga menjaga tenda masing-masing

"Woy, tolongin gue nih.." si leader lari sambil membawa carrier.
"Itu tenda sekalian bawa!" Perintahnya lagi
"Iya bentar, ngeri gue takut diseruduk" gue juga ngeri liat babi segede anak kebo

Selagi babi nya lengah, gue sama si leader mengendap-endap dan sesegera mungkin ngangkat tenda ke bawah, tendanya portable jadi bisa diangkat. Seandainya pindah kosan juga sepraktis pindahin tenda, merdeka semua anak kost. Di pos 8 bawah, mulai lah dirakit tenda lainnya. Karena disini membawa 2 tenda jadi tinggal ngerakit 1 tenda lagi. Tiap frame alumunium tenda yang dirakit, tiap itu juga rasa dingin nusuk-nusuk ke tulang jari, mati rasa di hawa dingin yang gak tau berapa derajat. Untungnya malam itu gak hujan, jadi masih bisa leluasa buat masak sama beres-beres.
Lelah perjalanan masih belum bisa hilang, diluar tenda suhu semakin dingin yang pedahal baru menunjukan pukul 9. Ingin rasanya keluar tenda lalu ke puncak yang berjarak 10 meter dari tenda untuk melihat pemandangan malam, namun jangankan keluar, kaos kaki buka sedikit aja udah menggigil.

"Cikuray juga salah satu gunung yang paling dingin" tangannya bongkar-bongkar tas
"Iya lah, terserah lu. Napa baru bilang sekarang. Tapi mending capcus aja lah ke puncak" gue mempersiapkan kamera buat dokumentasi
"Dingin, tapi yuk lah ke puncak" timpalnya

Karena ke puncak gak terlalu jauh jadi gak ada salahnya berangkat ke puncak walau dingin. Diatas sudah banyak tenda berdiri, orang-orang sudah persiapan buat sunrise pagi nanti. 

View Malam di Puncak Cikuray - www.lunarv2.com

"Wiihhhhh kerennnnn euy pemandangan kota"
"Heeh euy"
"Itu kota apaan ya?"
"Tasik, kayaknya tasik"
"Kalo itu kota apaan ya? Garut yang itu pasti"

Malam itu dirayakan dengan menikmati indahnya view kota dari atas gunung.

Lampu-lampu kota begitu terang dibawah langit malam dingin yang cerah. Bulan bersinar terang disamping bintang yang kelap-kelip. Pemandangan ini persis film Detektif Konan malam hari waktu mengejar Kaito Kit atau film Kimi No Na Wa waktu meteor jatuh ke bumi, antara bumi dan langit begitu bersih kebiruan. Dingin menghalangi kami untuk tetap di puncak, dan memaksa untuk kembali ke tenda. Malamnya semua anggota tim terkena insomnia, cemen memang.

Cahaya bulan memantulkan bayangan apapun yang ada di luar tenda, babi hutan kembali memasuki area camp 8 bawah. Persis disamping tenda tempat gue istirahat ada bayangan babi hutan yang sedang mencari makan, gue yang kala itu dalam keadaan di selimut tebal gak akan bisa berbuat apa-apa bilamana si babi ingin ikut masuk atau nyeruduk tenda, cuman berdoa aja supaya dia pulang dicari emak nya. Pagi hari ternyata diketahui bahwa dibelakang tenda gue itu adalah jalur babi, dan parahnya karena tengah malem si leader mules terus, dia boker di jalur keluar masuk babi, mungkin maksud si babi adalah itu sebuah undangan untuk mabar.

Sunrise Mulai Keluar  - www.lunarv2.com
Langit mulai berubah menjadi biru tua ke jinggaan diatas bayang-bayang lautan awan antara puncak gunung yang bersembunyi. Terlihat berbagai puncak gunung dari atas sana, beda dengan melihat sunrise di laut, melihat sunrise di pegunungan lebih terasa kebersamaanya karena seluruh pendaki yang bermukim di pos 3-7 berlomba-lomba naik ke puncak untuk melihat sunrise, indah memang. Semakin terang suasana puncak semakin ramai. Ketika orang lain mulai memuncak, kita memasak, ketika orang lain berfoto, kita makan, ketika orang lain turun kita beres beres tenda dan bersiap turun gunung, somplak emang.

Terbit Mulai Tinggi - www.lunarv2.com
Jam 9 kita sudah mulai untuk turun gunung, gue kira turun gunung bakal lebih mudah tapi ternyata sama aja susahnya. Ditengah perjalanan ada seseorang yang lemah digotong tim penyelamat, mungkin dia belum makan atau sakit. Gue selalu kebayang kalo gue yang di posisi dia, hadeuh, jangan sampe. Di perjalanan turun yang baru pos 3 persediaan air sudah habis dan kini tinggal membawa sampah-sampah beserta lapar dahaga yang tanpa pamrih menyiksa. Selama perjalanan turun tersebut tenggorokan sudah sakit menahan haus dan perih karena debu yang masuk. Gak ada air dan gak ada makanan, leader udah hilang dan gue yakin dia udah berfoya-foya di meja pos 1, tapi gue udah memaklumi kesintingan si leader yang murni pemberian tuhan. Berjalan dengan debu tiada akhir, kaki serasa akan patah dari sisi lutut. Gue yang bawa beberapa mie instant merasa percuma karena gak ada air buat memasaknya. Pos 2 terlewati, suara adzan dzuhur terdengar hingga ke hutan, yang dikira pos 1 sudah dekat namun ternyata masih jauh, disitu gue nyesel karena gak riset dulu tentang trek gunung Cikuray, gak ada air, itu yang gue sesalkan! Jalanan berubah menjadi tanah kering berdebu persis di gurun tandus, haus makin melanda. Perlahan-lahan tanah berubah menjadi tangga yang licin oleh debu dan terlihatlah pos 1 dengan seluruh kenikmatan surga yang sebelumnya gue abaikan. Air, gorengan, nutrisari, lontong dan semua yang gue abaikan selama ini, kini berubah terlihat seperti buah khuldi yang menarik adam untuk memakannya. Nikmat! Hari itu kami pulang pukul 3 dengan membawa segudang cerita gila. Ternyata, disanalah tantangan yang selama ini gue cari dari kejenuhan mengejar dosen dan doi.

Mendaki Gunung Cikuray Bagian 1 : Backpacker VIP Masuk Hutan
Mendaki Gunung Cikuray - Backpacker VIP Masuk Hutan (Bagian 1)

Gunung Cikuray adalah gunung dengan ketinggian 2821 mdpl yang bertipe Stratovolcano, dimana bentuk gunung menyerupai krucut tinggi. Cikuray terkenal dengan trek nya yang menguras tenaga dengan tidak hanya kaki yang bekerja disini tetapi juga tangan, bokong dan bulu hidung. Dan gue sebagai pemula harus mendaki Gunung tersebut, astagfurullah. Semua berawal dari jenuhnya gue bulak-balik kampus nyari, ngejar, nangkep, ngeborgol dosen buat skripsian. Pokoknya tiap hari gitu aja, stagnan, pengen tantangan baru lah. Lalu berlanjut adanya undangan untuk meeting muncak. Dari meeting pertama tersebut tercetuslah kebusukan kawan gue dengan songongnya memilih Cikuray untuk pendakian pertama. Iya pertama, sebab 1 tim cuman 1 orang aja dari 4 yang pernah mendaki gunung (leader nya doang) tetapi berkat kejeniusan lontong-lontong sayur kurang riset akhirnya memulai di salah satu gunung terberat di Jawa Barat.

"Cuk, udah Guntur aja Guntur dulu lah yang gampang" Gue nyaranin
"Gak bisa, Cikuray aja lah kagok edan" Sapri berkoar
"Jadi nih Cikuray?" Heri memastikan
"Fix Cikuray" Cetus Sapri
"Guntur mah banyak maling" Kodee nambah-nambah
"Yaudah terserah lah" Gue pasrah

Merupakan meeting pertama di rumah Heri dengan hidangan seblak tulang yang melemahkan syahwat. Karena penasaran tentang Cikuray, akhirnya gue pribadi Chat kawan yang sering naik gunung berkedok meminjam alat mendaki.

"Cuy, gunung yang pas buat didaki oleh pemula bagusnya apa ya?" Tanya gue ke si Badot
"Cikuray aja, bagus buat pemula" Jawabnya

Garis besar chat yang terketik di WA mengiya kan gue untuk menjadi survivor Cikuray. Gue serahin deh semuanya pada leader, mengingat ilmu tentang mendaki begitu kurang dibanding backpacker yang udah masuk kelas VIP. Daripada sotoy gak karuan malah bawa bencana mending gue ikutin seluruhnya ke leader. Malam sebelum hari H gue gak riset apapun seperti tiap mau melakukan backpacker gila. Besok merupakan perjalanan yang belum pernah gue coba seumur hidup, ya kapan coba gue backpackeran ke gunung? Biasa ke Metropolit, Museum, Club Area, Wisata Bersejarah, Pantai, Event. Di daratan gue dihormati Kondektur, Supir Truk, Kernet Angkot, Penjaga Alfa sama Indomerit, DKM Masjid, Pramugari, pokoknya yang kalo masuk "Selamat Pagi Mas" "Selamat Pagi Pak" bak seorang VIP dengan harga seorang gembel. Sekarang harus mencoba lingkungan berbeda, naik gunung! Tapi mungkin seenggak nya gue pernah naik gunung pas SMA, kalo gak salah ceritanya ada deh di blog ini, scroll aja coba.

Hari H, Tim berangkat pagi pukul 6. 

Pos Pendaftaran Awal - www.lunarv2.com
Cukup sekitar 3 Jam, sudah sampai di Pos pendaftaran awal, terdapat mobil bak untuk mengangkut pendaki ke kaki gunung dekat pos 1. Ditempat tersebut diwajibkan daftar dengan uang seikhlasnya

"Der.. udah lu aja der yang daftar" Karena disini leader yang lebih ngerti.


Daftar selesai, dilanjut ke Pos pendaftaran 2 yang dimana merupakan tempat bertemunya jalan dari arah terminal Garut dan dari Pos awal tempat daftar tadi, jalanya udah edan tuh ke pos pendaftaran 2. Batu lumayan gede-gede bisa buat hiasan taman sama pondasi selokan lah kalo gue ibaratkan, motor murah masih bisa lewat, jadi jangan berkecil hati. Jaraknya lumayan jauh kalo jalan kaki, tapi kalau misal kismin-kismin amat enaknya jalan kaki sih. Sampe di Pos pendaftaran 2 kita daftar lagi dengan uang seikhlasnya, sebenernya ini gunung lumayan banyak bayarnya menurut gue, sama kayak Galunggung. Dari sana lah musibah terjadi, kopling motor si Heri aus pengen minum diganti, karena gak ada bengkel sekitar sana, orang kebon teh semua. Mau gak mau harus naik mobil bak, motor si Heri disimpen di pos pendaftaran 2 yang mungkin aman sih kalo beruntung. Gak lama mobil bak datang dan kami berdua naik mobil bak sedangkan si Kodee leader sama si Sapri naik motor ke pos pemancar. Hari itu gue baru ngerasain gimana rasanya jadi petani teh, pagi-pagi udah gubrag-gabrug diatas mobil bak terbuka dengan suspensi daun nya yang keras, lebih cocok buat bawa ampas emas di freeport. Sopir mobil  berasa bawa fortuner, lubang jalan dilibas pake grandmax bak. 

Naik Mobil Bak Menuju Pos Pemancar -  www.lunarv2.com
Penumpang dibelakang kaya domba sembelihan yang belum dikasih makan, mengembik panik! Kurang panik apalagi? Di tanjakan dekat pemancar mobil gak kuat nanjak, dan berhenti! Mobil perlahan mundur sedangkan dibelakang mobil banyak pendaki ngedorong motor matic yang motornya udah bau klep gak kuat nanjak.

"Awaaaaaassssss!!!!!!"
"Banggggg... Awaaaassss.... Bannngggg!!!!"

Mobil mundur gak karuan, satu motor selamet gak ketabrak mobil. Mobil terus mundur, dibelakang masih ada motor yang gak kuat nanjak yang siap ditabrak mobil blong rem. 

"Aaawaaaaassssss!!!!!"

Tangan gue udah gemeter antara mau nyelametin diri sama teriak-teriak nyuruh yang ngedorong motor belakang mobil di tanjakan buat minggir. Yang ngedorong vario putih panik dan jatoh, wah gawat, mobil makin mundur cepet, udah kelar tuh idup yang bawa motor mana jatoh kejepit motor lagi. Tapi ketika tinggal beberapa cm lagi mobil keburu berhenti, sumpah gue kaget tu orang udah mau kejepit mobil blong. Semua yang ada di mobil bak sontak berhamburan buat nolongin orang yang jatuh kejepit motor dibelakang mobil bak, sukur dia sama motornya gak ketabrak mobil bak. 

Persiapan Penanjakan -  www.lunarv2.com
Di pos pemancar kita siap-siap dan langsung menuju pos 1 untuk daftar kembali, di pos 1 yang jaraknya gak begitu jauh kita diwajibkan bayar 15rb untuk pendaftaran, disini wajib daftar soalnya bakal langsung nanjak. Sebelum nanjak bagusnya isi air dulu di pos ini, soalnya gak ada jaminan di pos 2 dan seterusnya ada air. 

Pos 1 -  www.lunarv2.com
Penanjakan dimulai, biasa pemula mah riang-riang aja sambil ribut nyanyi-nyanyi. Seluruh tim kami gak ada yang ngeremehin gunung tersebut atau sompral, semuanya dijalani biasa aja, kalo nyanyi-nyanyi kan gak sompral, ya gak? Anak pramuka juga suka nyanyi. Di pos 2 suara nyanyian fals udah mulai kendor, tas udah kerasa mulai berat. Beban carrier sekitar 13-20 kg udah mulai kerasa, kerasa panas di pundak. Nah dari pos 2 ke pos 3 jalanan udah mulai berlapis akar, tiap tapak jalan membentuk tangga, mirip-mirip jalan ke kawah Galunggung tapi terbuat dari akar alami. 

Jalan Setapak Cikuray -  www.lunarv2.com
Gue baru sadar, dulu pas penanjakan Galunggung via hutan trek nya landai, gak kaya tangga. Tapi ini trek Cikuray mulai kaya tangga, ini trek yang paling dijauhi pendaki sebab trek tersebut banyak menguras tenaga, bukan hanya kaki yang bergerak tapi juga tangan sama bulu kuduk. Gak kebayang, jalan nanjak gak ada landainya sedikit pun, nanjak teroooooosssss!!!!! Berpola tanggaaaa!!!! Mana tiap pos berjauhan! Buset, kalo kayak gini terus ampe pos 8 udah pasti leklok kaki gue. Dari sana gue sadar bahwa kawan-kawan gue menghianati dan menjebak dengan mengatakan 

"gunung ini cocok kok buat pemula, pret.. bulseit!". 

Pos 2 udah terlewati, banyak dari pendaki yang beristirahat, tapi leader kami menuntut buat terus berjalan. Semakin atas, jalanan Cikuray semakin curam! Kanan-kiri jurang dengan jalan yang sempit dan terkadang harus memanjat. Udara semakin dingin, bulu ketiak sudah terasa seperti es serut, tapi kalau diam berarti menyerahkan diri pada hipotermia. Pos 3 kita beristirahat sebentar, untuk solat, makan dan selonjoran "ngaso" iatilahnya. Baru kali ini gue ngangkut beban berkilo-kilo sambil nanjak, manjat, ngerangkak, ah pokoknya gak nyesel gue gak daftar jadi tentara, tuhan lebih tau tentang hambanya. 

Pos 3 -  www.lunarv2.com
Cuman 30 menit istirahat langsung nanjak lagi, leader gue begitu berambisi sampai lari-larian di tanjakan! Belakangan gue tau bahwa leader gue si Kodee itu bukan manusia tapi siluman kuda berbadan monyet. Ya coba aja, mana ada manusia normal lari-lari bawa beban 20-25 kiloan di jalanan bertangga akar yang nanjak edan! Kadang gue nyesel bareng leader model gini, anjir! Di pos 4 terdapat beberapa tenda yang tidak menarik bagi si leader bangke dan minta perjalanan dilanjut sebelum sunset. Tiap gue tanggah ke atas semua cuman tanjakan berpohon yang gelap, cuman ada setitik cahaya yang merupakan jalanan landai. Terkadang cahaya langit biru itu merupakan motivasi gue untuk terus berjalan, nanjak terus kayak yang gak ada ujungnya. 

Di pos 5 istirahat, si leader udah kegatelan pengen photo sunset, geblek emang nih. 2 kawan gue juga ngos-ngosan kek udah putus asa, sama kayak gue. Di penanjakan ke pos 6 si leader udah mulai gak keliatan, yang akhirnya gue bareng sama kelompok lain. Ada pos bayangan dimana cuman hanya sepetak tanah datar tanpa rumput tempat pendaki beristirahat, disitu 2 kawan gue udah tergeletak pasrah.

"Cuy, jam berapa sekarang?" Sapri melihat jam gue
"Jam set 5" gue jawab
"Mana si leader?" tanya gue
"Dah duluan" heri nunjuk ke tanjakan tiada ujung
"Bodo amat ah" gue pasrah
"Buset, yang tadi lewat apaan?" tanya pendaki lain yang ikut istirahat.


Mendaki Gunung Cikuray Bagian 2 : Teror Babi dan Sunrise Lautan Awan